Solopos.com, SUKOHARJO – Menghidupkan kembali kejayaan Sungai Bengawan Solo, itulah yang digarap warga di Dukuh Kluwih, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, dengan menyulap bantaran sungai menjadi taman.
Lahan di bantaran sungai Bengawan Solo seluas 2.500 meter persegi yang awalnya berupa semak belukar disulap menjadi taman indah dan cantik. Objek wisata baru di Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah, itu diberi nama Taman Kalaseba.
Salah satu pengelola sekaligus penggagas Taman Kalaseba, Gunadi, mengatakan pembangunan Taman Kalaseba berawal dari keprihatinan warga di pinggiran Sungai Bengawan Solo. Sebab, bantaran sungai terpanjang di Pulau Jawa itu dipenuhi semak belukar, bahkan sering ditemukan ular berukuran besar.
“Kondisi bantaran Bengawan selama ini tidak terawat. Kami sebagai warga di pinggir Sungai Bengawan Solo berkeinginan untuk menghidupkan kembali nuansa tempo dulu ngisis di bantaran sungai,” katanya.
Berawal dari keprihatinan itu, warga mulai melakukan kerja bakti dengan membersihkan bantaran Sungai Bengawan Solo dari semak belukar. Kemudian, mereka menata lahan di bantaran sungai dengan menanam aneka tanaman hias sejak Maret 2019.
Hingga kini aneka bunga tumbuh warna warni di pinggiran bantaran sungai tersebut. Selain sebagai area publik, Taman Kalaseba juga dipakai untuk kegiatan pertunjukan seni dan budaya bagi warga setempat.
“Di Taman Kalaseba juga dilengkapi dengan wisata air. Pengunjung bisa menikmati susur Sungai Bengawan Solo dengan menggunakan perahu getek,” sambung Gunadi.
Untuk saat ini pengelola menyediakan satu getek yang bisa digunakan pengunjung menyusuri Sungai Bengawan Solo. Pengunjung pun tidak ditarik biaya untuk menggunakan getek tersebut. "Semuanya gratis. Kalau mau kasih [bayaran] ya silakan, sukarela saja," terang Gunadi.
Dia mengaku saat ini tak sedikit warga yang berdatangan ke lokasi tersebut. Bahkan mereka menikmati susur sungai dengan getek sambil melihat pemandangan bantaran Sungai Bengawan Solo. Keberadaan Taman Kalaseba ini pun menjadi salah satu potensi desa dalam pengembangan wisata yang ada di Desa Lengking.
Pegiat Seni dan Budaya Sukoharjo, Widhi mengapresiasi langkah warga di bantaran Sungai Bengawan Solo yang memanfaatkan kawasan itu menjadi kawasan berharga. Sebab, dia menceritakan pada zaman dahulu bantaran sungai Bengawan Solo merupakan lokasi berkembangnya budaya dan ekonomi warga.
“Pinggiran sungai bengawan Solo menjadi tempat berkembangnya aneka macam unggulan ekonomi dan budaya di Sukoharjo,” katanya.
Seperti halnya di daerah Nguter, berkembang industri jamu. Kemudian di Kecamatan Bulu berkembang kerajinan tenun dan lainnya. Namun dengan adanya kemajuan zaman dengan dibangunkannya jalan kereta api dan jalan raya, peran Sungai Bengawan Solo peralahan menyusut. Meskipun industri kerajinan yang ada masih berjuang mempertahankan eksistensinya.
“Karena itu diperlukan menghidupkan potensi budaya dan sosial ekonomi sekaligus menjaga kelestarian sungai,” katanya.
https://www.solopos.com/berawal-dari-keprihatinan-bantaran-bengawan-solo-di-sukoharjo-disulap-jadi-taman-cantik-1038135Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berawal dari Keprihatinan, Bantaran Bengawan Solo di Sukoharjo Disulap Jadi Taman Cantik - Solopos"
Post a Comment