Search

Ngeri... Milenial Cantik Ini Ternyata Perias Jenazah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Memiliki bisnis kamar mayat, tentu ini masih terdengar asing bagi semua orang. Namun siapa sangka ini dianggap menjadi lahan bisnis menjanjikan bagi seorang milenial bernama Lauren J. Bowser. Ia adalah seorang direktur pemakaman berusia 32 tahun di Piscataway, NJ.

Dia mengaku bahwa telah bekerja dengan keadaan tubuh antara hidup dan mati. Dimana dia mengawetkan, mempersiapkan untuk peti mati mereka dan membantu persiapann keluarga duka untuk proses pemakaman.

"Saya memiliki jiwa tua. Sebagai seorang praktisi kamar mayat berlisensi, ia bekerja dengan tubuh yang hidup dan mati, membalsem dan mempersiapkan untuk peti mati mereka, sementara juga mempersiapkan keluarga untuk proses pemakaman," kata dia.


Siapa sangka karir Bowser ini ternyata tidak diwarisi dari orang tua nya. Sebaliknya, jalan karir nya ini dipandu oleh pemakaman yang ia hadiri sebagai seorang anak dan kecintaannya pada film horor klasik, yakni Night of the Living Dead.

"Begitu saya menyadari bahwa saya tidak takut pada orang mati dan bahwa saya bisa merawat mereka, saya tahu saya hanya bermaksud untuk melakukannya," kata Bowser, yang mendaratkan pemakaman pertama di usia 16 melalui sekolah menengah Bursa Kerja.

Tak hanya Bowser, adapula satu milenial lainnya yang bekerja berhubungan dengan jenazah. Ini seolah membawa energi segar, perspektif, dan teknologi ke dunia pengawetan mayat dengan pembalseman dan kematian.

Adalah Alanna Henry, seorang ahli kamar mayat yang berusia 29 tahun dari Atlantic City, NJ. Mainan kesayangannya bukanlah dimulai dari Barbie, tetapi boneka bobblehead Hades, dewa neraka dalam mitologi Yunani.

Ngeri... Milenial Cantik Ini Ternyata Perias Jenazah!Foto: foto/NY/Doc.New York Post
"Saya selalu mendukung anti-hero. Namun, inspirasi karir tidak secara resmi menyerang sampai kuliah, ketika saya kehilangan minat pada jalur farmasi yang direncanakannya.

Saya mulai meneliti karir alternatif di mana saya dapat menggunakan latar belakang sains saya," kata Alanna.

Dia mengatakan bahwa pembalseman adalah bagian favorit dari pekerjaan. Dia pun berharap agar pekerjaan ini banyak diminati

"Saya berharap untuk membawa lebih banyak transparansi ke lapangan karena ini dilihat sebagai hal tabu dan tidak biasa," kata dia.

Veteran industri Joseph B. Papavero, mengatakan dia sangat senang melihat lebih banyak orang muda memilih untuk masuk ke ilmu kamar mayat. Meskipun Rumah Pemakaman Papavero di Maspeth menjunjung banyak norma kamar mayat sekolah tua tapi itu adalah bisnis keluarga yang dijalankan oleh laki-laki selama lima generasi
Joseph mengatakan bahwa dia bersyukur atas kelihaian anak-anak lelaki dan keponakannya.

"Generasi yang lebih muda lebih cerdas. Ini adalah hal yang sangat bagus, sebenarnya, karena pelanggan jauh lebih berpendidikan internet sekarang. Dua puluh tahun yang lalu, satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang meninggal adalah meletakkannya di koran. Sekarang, ada Facebook," kata Joseph.

Bowser pun setuju, dan berharap untuk menghadirkan elemen modern ke layanan pemakaman, baik melalui buku tamu elektronik atau upacara nontradisional.

"Saya bekerja di tempat di mana kami menjalankan tradisi kakek buyut. Tetapi jika seorang nenek berusia 98 tahun meninggal, putrinya yang berusia 65 tahun mungkin tidak menggunakan internet setiap hari, tetapi cucu perempuan berusia 40 tahun itu yakin. Sangat penting untuk memiliki opsi digital, seperti katalog peti digital dan layanan streaming sehingga kerabat dapat berada di sana dari seluruh dunia," kata Bowser.

Namun sayangnya para generasi milenial membawa lebih banyak ke meja pengawetan daripada hanya bantuan teknis. Henry, misalnya, ingin mengubah cara kita berpikir tentang kematian.

"Saya berharap untuk membawa lebih banyak transparansi ke lapangan, karena ini dilihat sebagai hal tabu. Tapi itu hanya aspek lain dari kehidupan yang kita semua lalui, sebagai manusia," kata dia.

Dia ingin membuat seminar pendidikan atau balai kota untuk membantu orang mempersiapkan apakata Henry yang terjadi ketika orang yang dicintai meninggal, dan untuk membantu orang yang takut akan hal yang tak terelakkan.

Tetapi dalam gaya milenial yang sesungguhnya, Henry juga berencana untuk menggunakan platform digital. Menurutnya seharusnya ada lebih banyak TED Talks, podcast, dan saluran YouTube yang didedikasikan untuk menjawab dan menjelaskan berbagai aspek kematian.

"Mengapa kita tidak bisa secara terbuka mendiskusikan (kematian) seperti yang kita lakukan semua hal lain yang merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari?," kata Henry

Berbicara tentang kematian, Henry mengatakan, dapat membantu mereka yang takut merasa lebih nyaman.

"Kematian tidak semua malapetaka dan kesuraman," kata dia.

(dru)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20181103135735-33-40440/ngeri-milenial-cantik-ini-ternyata-perias-jenazah

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ngeri... Milenial Cantik Ini Ternyata Perias Jenazah!"

Post a Comment

Powered by Blogger.